Kamis, 14 Juli 2011

Setgab Harus Difungsikan sebagai Tempat Kepentingan Koalisi

PAN akan mengambil langkah tegas seperti keluar dari Setgab, jika Demokrat dan Golkar tetap pada sikap mereka yang mementingkan kepentingan partai masing-masing.

Partai Amanat Nasional merasa Golkar dan Demokrat mementingkan kepentingan pribadi di setgab. Hal ini berhubungan dengan masalah penetapan parliamentary Treshold atau ambang batas yang tidak dibahas di sekretariat koalisi. PAN menilai kelakuan Demokrat dan Golkar yang tidak mau membicarakan masalah ambang batas di DPR itu sebagai tindakan yang mementingkan keinginan masing-masing dua partai besar itu.

Permasalahan yang terkait dengan Undang-Undang Paket Pemilu ini, oleh Demokrat dan Golkar merasa tidak perlu dibawa pembahasannya di sekretariat gabungan partai koalisi. Viva Yoga, Tim sukses PAN pada pemilu lalu terdengar menyayangkan hal ini, karena, bagaimanapun koalisi haruslah satu visi dan pandangan. Namun, dalam hal ini, dua partai besar tersebut, dipandang terlalu mementingkan kepentingan pribadi masing-masing partai, karena untuk permasalahan yang besar seperti pembahasan RUU Paket Pemilu, mereka tidak mau untuk membahasnya di sekretarian koalisi, sedangkan setgab hanya diperuntukkan bagi pembahasan masalah-masalah yang remeh temeh.

"Partai-partai besar itu maunya mereka memimpin negara ini sendirian," begitulah ungkapan kekecewaan dari Viva Yoga, kader PAN yang duduk di DPR RI seperti dikutip dari republika.co.id. Masalah ambang batas tadi Demokrat dan Partai Golkar tetap tidak mau menurunkan angka empat dan lima persen.

Sebagai partai yang berkuasa, seharusnya Demokrat menjadi pengayom dalam setgab. Caranya yaitu membawa segala masalah yang ada, baik di parlemen atau pemerintahan untuk dimusyawarahkan di setgab. Jika tidak seperti itu, maka setgab tidak akan berfungsi sebagai tempat bernaungnya para partai koalisi. Begitupun dengan Golkar, sebagai Partai yang sudah lama dan dewasa dalam mengisi lingkup pemerintahan, perpolitikan di republik ini, harus juga menjaga etika-etika politik di setgab. Sehingga, tidak ada lagi sentimen atau kekecewaan dari partai-partai pendukung pemerintah.

Sikap Partai Demokrat dan Partai Golkar yang tergabung dalam Sekretariat Gabungan dan terkesan hanya mementingkan partai sendiri terkait parliementary threshold (PT) atau ambang batas ini di membuat Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa merasa gundah. Hal tersebut disampaikan Viva Yoga di Gedung DPR, seperti dikutip dari metronews.com.

Jika dilihat dari fungsi setgab, maka sikap Demokrat dan Golkar tersebut telah melanggar etika dan kesepakatan bersama sekretariat gabungan. Kebersamaan dan pandangan politik partai-partai koalisi harusnya dijadikan bahan pertimbangan tersendiri bagi Demokrat. Setgab jangan hanya difungsikan ketika demokrat memiliki kepentingan.

Akibat dari timbulnya pandangan seperti ini, bisa mengakibatkan PAN mengambil langkah sendiri. Bahkan, bisa saja PAN akan keluar dari setgab karena merasa suaranya tidak didengar oleh partai berkuasa.

Viva menegaskan, jika Demokrat dan Golkar tetap bersikap seperti itu, dan meninggalkan setgab sebagai tempat pembahasan agenda-agenda partai koalisi baik di parlemen atua pemerintahan, PAN akan jalan sendiri, karena tiap-tiap kasus, konfigurasi Setgab berbeda-beda.

Ketika ada setgab, maka kepentingan partai koalisi harus diutamakan. Contohnya, dalam parlemen, pembahasan mengenai UU Penyelenggara Pemilu, UU politik, Partai Demokrat, Partai Golkar dan PDI Perjuangan bisa jadi satu suara. Namun ketika pembahasan RUU Paket Pemilu, dan Parliamentary Treshold yang nantinya berkaitan dengan partai-partai koalisi pemerintah, Demokrat dan Golkar enggan membahasnya di setgab. Seharusnya, semua isu yang menimpa dan berkaitan dengan kepentingan koalisi dibahas di setgab.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More